Rabu, 10 September 2008



“JBDK – Stop Dating
Violence !”

Gerakan Nasional JBDK - “Stop terhadap Pelanggaran, pornografi dan
Kekerasan dalam Hubungan Cinta antar Remaja!”


Angka kekerasan dalam Rumah Tangga semenjak krisis ekonomi Indonesia dimulai tahun 1997
naik berkali lipat. Penyebab utamanya adalah faktor ekonomi yang memicu tindakan emosional dari pelaku kekerasan dalam rumah tangga yang sebagian besar dilakukan oleh suami terhadap istri. Tidak hanya dalam relasi suami istri, kasus kekerasan dalam rumah tangga juga menimpa anak-anak dari keluarga yang bersangkutan. Mereka menjadi sasaran terhadap kemarahan yang tidak bisa tersalurkan dan membuat wanita dan anak-anak menjadi korban-korban terbesar yang tanpa daya.

Segenap upaya pemerintah untuk menanggulangi kekerasan dalam rumah tangga diwujudkan dalam Undang-Undang KDRT, Hukum Pidana dan peraturan pemerintah yang mengikat para pegawai negeri untuk tidak semena-mena dalam membina rumah tangganya. Boleh dikatakan, kasus KDRT mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius di negara ini.

Namun pernahkah kita berpikir, bahwa relasi dari hubungan lelaki dan perempuan tidak hanya dibentuk dalam lembaga pernikahan. Di dunia remaja, relasi hubungan yang diwujudkan dalam masa percintaan sebelum nikah, banyak dilakukan oleh jutaan remaja di Indonesia. Mereka menyebutnya dengan masa berpacaran, dating atau masa penjajakan sebelum masuk ke tahap serius pernikahan. Namun faktanya, terjadi kasus penyimpangan luar biasa yang melanda kehidupan dating para remaja kita.

Mungkin sudah banyak lembaga swadaya dan pemerintah yang berkonsentrasi terhadap
kehidupan remaja. Tetapi tidak ada satupun lembaga yang serius menangani masalah
Dating Violence (Kekerasan dalam Hubungan Cinta antar Remaja). Masa berpacaran yang dilakukan remaja tingkatan SMP, SMA hingga Universitas dipandang sebagai sesuatu yang belum serius dan tidak perlu memerlukan perhatian yang khusus. Padahal, setiap tahun, terdapat data-data yang mengkhawatirkan, hasil dari Dating Violence dengan korban terbesar anak remaja Indonesia. Data-data buruk tersebut antara lain :

  • 1.5 juta aborsi dilakukan oleh para remaja (dari total data 2.4 juta) per tahun.
  • 500+ video porno buatan remaja dibuat pada kurun waktu 2004-2007. Setiap hari, 2 video porno terbaru buatan remaja Indonesia tersebar lewat Internet dan handphone (data gerakan JBDK).
  • Angka hamil di luar nikah yang berujung pada pernikahan dini, melanda seluruh daerah di Indonesia. Minimal, setiap tahun, di setiap Sekolah Menengah Umum seluruh Indonesia, ada kasus 1 kehamilan yang dialami para siswanya.
  • Kota-kota tempat tujuan mahasiswa, menjadi daerah yang rawan terhadap kasus violence dating. Para mahasiswa perantauan, rentan terhadap gaya hidup bebas yang beresiko terhadap Sex Abuse dan Sex Violence.
  • Kekerasan dalam Hubungan Cinta pasangan Pelajar dan Mahasiswa, sering dirahasiakan dan jarang dijadikan persoalan hukum. Akibatnya, Dating Violence menjadi fenomena terpendam yang berpotensi besar menghancurkan masa depan kaum putri (korban terbesar dari Dating Violence ).
  • Efek dari Violence Dating merambah ke masalah kriminal, penyalah gunaan obat (Drugs dan Narkoba) hingga mencapai masalah penyimpangan seksual dan pornografi.

Kesadaran terhadap Dating Violence dan efek negatif yang ditimbulkannya harus dijadikan sebuah wacana di kalangan remaja. Kaum remaja wanita hendaknya berani untuk bersaksi, bercerita dan berbagi tentang segala hal penyimpangan dalam hal dating. Kaum pria remaja hendaknya sadar terhadap dominasi selama ini telah menimbulkan efek kekerasan atas nama cinta. Perilaku agresif, obsesif, kompulsif dan seduktif akan meminta korban yang selama ini dipaksa untuk diam. Kehidupan cinta di masa remaja adalah pondasi kehidupan berikutnya bagi pasangan hidup. Sebab Cinta tidak memerlukan kekerasan untuk dinyatakan. Sebab kita harus melawan, ketika kehidupan cinta di usia remaja berubah menjadi sebuah pelanggaran. Saatnya remaja berbicara tentang kehidupan cinta mereka. Agar tidak terjadi kekerasan berikutnya di masa depan.

Apa yang harus dilakukan?

Hal yang pertama adalah kita harus membuat Resource dan Research Center dengan menggunakan pusat pergerakan di dunia internet dan membuka line telephone untuk mendapatkan masukan dari masyarakat tentang masalah Dating Violence . Research Center bertugas mengumpulkan berbagai data dan wacana masalah Dating Violence yang terjadi dalam skala lokal dan internasional. Berbagai tools dan wacana Dating Violence telah lama dikembangkan di Amerika Serikat, kita dapat belajar dari cara mereka menanggulangi problem remaja secara nasional. Fokusnya membentuk gerakan yang concern di bidang violence dating dan edukasi terhadap remaja, pelajar dan mahasiswa.

  1. Membuat buku wacana Dating Violence versi Indonesia yang dipersiapkan untuk disebarkan ke masyarakat umum. Buku tersebut dapat menjadi wacana orang tua dan remaja, menggambarkan fakta, data sekaligus solusi sederhana menghadapi masalah Dating Violence .
  2. Menyebarkan pesan dan kampanye dialogis terhadap wacana Dating Violence kepada para pelajar dan mahasiswa. Dengan cara turun langsung ke sekolah-sekolah dan kampus mahasiswa.
  3. Menggandeng media massa cetak dan elektronik, bersama-sama membentuk wacana penanggulangan Dating Violence menjadi sebuah wacana publik. Menghadirkan berbagai macam artikel dan berita terhadap masalah tersebut dan mengajak berbagai macam pihak untuk bersama menyelesaikan masalah.
  4. Membangun Peer to Peer, Focuss Group Discussion dan para relawan yang memberikan pencerahan terhadap masyarakat.
  5. Menyelenggarakan berbagai macam event dan mengkritisi hari-hari genting yang sering menjadi puncak terjadinya Dating Violence (Hari Valentine, Hari Libur Sekolah dan kampus, Malam Tahun Baru)
Sony Set
0818 936 046
"JBDK - Stop Dating Violence !"

Dating Violence, Sebuah Prolog




Tentang Dating Violence

Teman Anda terlihat gelisah dan memandangi jam di dinding, rasa cemas dan panik tergambar jelas di raut wajah gugupnya. Ia berkata, ia terlambat pulang, karena suaminya telah menunggu
di rumah dan Ia harus pulang segera, karena takut dianiaya!


Sekretaris Anda biasanya bekerja dengan sangat rapi dan cekatan, namun dalam beberapa
minggu terakhir, sejak ia menjalin hubungan dengan seorang lelaki kenalan barunya, tabiatnya berubah. Pacarnya selalu menelpon setiap pagi. Anda hanya bisa mendengar secara sembunyi, bahwa pacar sekretaris Anda begitu sangat
over protektif, obsesif
berlebihan, seolah dia telah menguasai semua gerak-gerik pacarnya. Sekretaris Anda terlihat
panik dan stress setiap hari.


Teman sekelas Anda mendapatkan tanda memar pada lengannya setiap awal senin pagi. Ia beralasan untuk kesekian kalinya, bahwa ia terjatuh terjerembab
ke trotoar. Anda hanya bisa geleng-geleng kepala, karena Anda tahu, Boyfriendnya yang seorang tentara itu penyebab berbagai macam luka di tubuhnya.

1 dari 4 wanita di Amerika Serikat melaporkan kasus kekerasan yang dilakukan
oleh suami maupun kekasihnya. Kekerasan domestik/rumah tangga begitu tinggi
angka fakta dan datanya. Bagaimana dengan kehidupan remaja? Tidak begitu
jauh, 1.5 juta aborsi di Indonesia dilakukan oleh para remaja pra nikah setiap
tahun di Indonesia! Dan Artinya, Dating
Violence menjadi hal yang sangat-sangat serius!

Di Indonesia, kasus kekerasan pada wanita menjadi santapan berita kriminal sehari-hari. Itu
yang berhasil dihimpun dan diberitakan, tetapi data sesungguhnya bisa berkali lipat dari jumlah yang diekspos para wartawan. Setiap tahun, ribuan wanita korban kekerasan dalam rumah tangga masuk ke ruang gawat darurat diberbagai rumah sakit. Itupun yang berhasil ditangani dan mampu membiayai dirinya untuk mendapatkan perawatan. Sedangkan ribuan yang lainnya, telah menjadi korban sia-sia, menjadi cacat dan tidak berani untuk melawan.


Bagaimana dengan Remaja Kita?

Tahukah Anda, kehidupan remaja di Indonesia begitu rentan dan tidak mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Mereka tumbuh menjadi remaja-remaja tanpa arah, terlibat berbagai macam relasi cinta yang mereka maknai sebagai "masa pacaran". Remaja Indonesia begitu ceroboh, mereka jarang terbuka berbicara dengan orang tua tentang masalah cinta mereka. mereka menutup diri rapat-rapat tentang rahasia kisah cinta dan perilaku kekasihnya. Sementara Orang tua hanya menganggap, hubungan cinta anak-anak mereka yang masih abg dan remaja hanya sebatas cinta monyet!

Lalu bagaimana dengan kasus aborsi itu? bagaimana dengan kasus tingginya angka pemerkosaan dan hamil diluar nikah yang dilakukan remaja usia dibawah 20 tahun? Mereka-mereka para pelajar yang selama ini tidak diberikan petunjuk, bagaimana seharusnya menjalin relasi cinta yang baik dan benar?

Semua kegilaan ini terjadi karena Dating
Violence . Karena mereka tidak tahu atau tidak sadar telah terjebak pada siklus kekerasan cinta yang terjadi berulang-ulang tanpa mereka sadari. Sang laki-laki adalah pelaku terbanyak yang memaksakan dominasinya terhadap remaja putri. Mereka memanipulasi cinta dan memaksakan kekasihnya untuk menyerahkan tubuhnya demi sebuah kenikmatan seksual. Dan jalan kekerasan, pemaksaan, eksploitasi dan segala hal tentang violence dating adalah hal yang mereka lakukan.

Sembilan puluh persen korban Dating
Violence adalah Remaja Putri!

Masih belum cukup? Lalu kalikan dengan jumlah remaja di negeri ini. Tidakkah Anda ingin membuka mata mengetahui fakta dan data yang ada?

Tariklah napas panjang-panjang untuk mulai menyelami wacana ini. Dan berharaplah untuk berjuang bersama kami untuk menghentikan kegilaan ini.

Stop Dating
Violence !


Dating Violence : The Beginning!


Tentang Violence Dating

Teman Anda terlihat gelisah dan memandangi jam di dinding, rasa cemas dan panik tergambar jelas di raut wajah gugupnya. Ia berkata, ia terlambat pulang, karena suaminya telah menunggu
di rumah dan Ia harus pulang segera, karena takut dianiaya!

Sekretaris Anda biasanya bekerja dengan sangat rapi dan cekatan, namun dalam beberapa
minggu terakhir, sejak ia menjalin hubungan dengan seorang lelaki kenalan barunya, tabiatnya berubah. Pacarnya selalu menelpon setiap pagi. Anda hanya bisa mendengar secara sembunyi, bahwa pacar sekretaris Anda begitu sangat over protektif, obsesif
berlebihan, seolah dia telah menguasai semua gerak-gerik pacarnya. Sekretaris Anda terlihat
panik dan stress setiap hari.

Teman sekelas Anda mendapatkan tanda memar pada lengannya setiap awal senin pagi. Ia beralasan untuk kesekian kalinya, bahwa ia terjatuh terjerembab
ke trotoar. Anda hanya bisa geleng-geleng kepala,
karena Anda tahu, Boyfriendnya yang seorang tentara itu penyebab berbagai
macam luka di tubuhnya.

1 dari 4 wanita di Amerika Serikat melaporkan kasus kekerasan yang dilakukan
oleh suami maupun kekasihnya. Kekerasan domestik/rumah tangga begitu tinggi
angka fakta dan datanya. Bagaimana dengan kehidupan remaja? Tidak begitu
jauh, 1.5 juta aborsi di Indonesia dilakukan oleh para remaja pra nikah setiap
tahun di Indonesia! Dan Artinya, Violence Dating menjadi hal yang sangat-sangat serius!

Di Indonesia, kasus kekerasan pada wanita menjadi santapan berita kriminal sehari-hari. Itu
yang berhasil dihimpun dan diberitakan, tetapi data sesungguhnya bisa berkali lipat dari jumlah yang diekspos para wartawan. Setiap tahun, ribuan wanita korban kekerasan dalam rumah tangga masuk ke ruang gawat darurat diberbagai rumah sakit. Itupun yang berhasil ditangani dan mampu membiayai dirinya untuk mendapatkan perawatan. Sedangkan ribuan yang lainnya, telah menjadi korban sia-sia, menjadi cacat dan tidak berani untuk melawan.

Bagaimana dengan Remaja Kita?

Tahukah Anda, kehidupan remaja di Indonesia begitu rentan dan tidak mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Mereka tumbuh menjadi remaja-remaja tanpa arah, terlibat berbagai macam relasi cinta yang mereka maknai sebagai "masa pacaran". Remaja Indonesia begitu ceroboh, mereka jarang terbuka berbicara dengan orang tua tentang masalah cinta mereka. mereka menutup diri rapat-rapat tentang rahasia kisah cinta dan perilaku kekasihnya. Sementara Orang tua hanya menganggap, hubungan cinta anak-anak mereka yang masih abg dan remaja hanya sebatas cinta monyet!

Lalu bagaimana dengan kasus aborsi itu? bagaimana dengan kasus tingginya angka pemerkosaan dan hamil diluar nikah yang dilakukan remaja usia dibawah 20 tahun? Mereka-mereka para pelajar yang selama ini tidak diberikan petunjuk, bagaimana seharusnya menjalin relasi cinta yang baik dan benar?

Semua kegilaan ini terjadi karena Violence Dating. Karena mereka tidak tahu atau tidak sadar telah terjebak pada siklus kekerasan cinta yang terjadi berulang-ulang tanpa mereka sadari. Sang laki-laki adalah pelaku terbanyak yang memaksakan dominasinya terhadap remaja putri. Mereka memanipulasi cinta dan memaksakan kekasihnya untuk menyerahkan tubuhnya demi sebuah kenikmatan seksual. Dan jalan kekerasan, pemaksaan, eksploitasi dan segala hal tentang violence dating adalah hal yang mereka lakukan.



Sembilan puluh persen korban Violence Dating adalah Remaja Putri!

Masih belum cukup? Lalu kalikan dengan jumlah remaja di negeri ini. Tidakkah Anda ingin membuka mata mengetahui fakta dan data yang ada?

Tariklah napas panjang-panjang untuk mulai menyelami wacana ini. Dan berharaplah untuk berjuang bersama kami untuk menghentikan kegilaan ini.

Stop Violence Dating!

Senin, 08 September 2008

Stop Dating Violence


Selamat datang di Blog Stop Dating Violence!

Sony Set 0818 936 046